Haruskah Membanding-bandingkan?
“Yang ini, atau yang itu ?“
sikap bimbang memang kerap
kali membuat seseorang
cenderung membandingkan
suatu hal dengan hal lainnya.
Berharap mendapatkan yang lebih baik, tapi
pada akhirnya malah lebih buruk. Dalam
menetapkan pilihan yang sempurna, memang
perlu pertimbangan. Tapi ingat, tidak ada satu
hal pun yang sempurna di dunia ini. Sampai
kapan pun kamu mencari, pastilah sesuatu itu
memiliki kekurangan.
Seseorang yang merasa dibanding-bandingkan,
tentu akan jengkel dan marah. Terlebih jika
seseorang itu ternyata lebih baik darinya.
Satu hal yang sering terjadi adalah ketika
kamu memulai suatu hubungan dengan seorang
yang baru, pastilah orang tersebut kamu
banding-bandingkan dengan kekasihmu
terdahulu. “Kayanya dia lebih romatis deh
daripada mantan yang satu itu!”, “Tapi kok
ngajak makannya pinggir jalan doang
siiihhh ?”. Nah, pilih mana?
Coba pelajari lagi kejadian yang lalu, kenapa
hubungan antara kamu dan mantanmu bisa
berakhir? Apa karena mantanmu kaya tapi dia
gak romantis?
“Si mantan pinter sih, tapi yang satu ini,
walaupun gak pinter-pinter amat, dia cakep
banget..” Nah lo, makin bimbang kan?
Jangan memulai suatu hubungan yang baru
ketika kamu sendiri masih dibayang-bayangi
oleh sosok sang mantan. Atau ketika kamu
belum yakin benar dengan pilihanmu, lebih baik
tunda keputusanmu sampai keyakinan itu
benar-benar ada. Membanding-bandingkan,
hanya boleh kamu lakukan pada saat kamu
sedang meyakinkan pilihanmu. Menentukan
pilihan dengan asal, tentu akan membuat suatu
hal menjadi lebih rumit kedepannya. Dan ketika
kamu telah yakin dengan pilihanmu, saat itu
juga kamu harus berhenti membanding-
bandingkannya.
Tidak menutup kemungkinan, jika teman-
temanmu akan ikut memberikan penilaian
terhadap pilihanmu. Maka tidak ada salahnya
jika kamu mendengarkan saran dari mereka.
Juga menilai dengan bijak, mana yang baik dan
mana yang buruk untuk kedepannya.
Jangan terlalu cepat menilai seseorang.
Dengan
membanding-bandingkan, berarti kamu tidak
melihat sosok seseorang itu secara utuh. “This
is the real me.” Inilah saya yang sebenarnya.
Oleh karenanya, biarkan orang lain tetap
menjadi dirinya sendiri. Dengan menerima
kekurangan seseorang, kamu tidak akan
pernah membandingkan seseorang itu dengan
yang lainnya.
Sekian~
Komentar